Banyak metode dalam penetapan hukum Islam, namun yang mendominasi khazanah kajian Hukum islam masih berpola Istinbati berbentuk qiyas usuli, istihsan, dan mashlaha mursalah. metode yang berpola istinbati masih menyisakan masalah metodologis seperti kesatuan dasar - sadar syari'ah cenderung terabaikan karena aplikasinya dilakukan secara parsial. sehingga berbagai masalah metodologis ini akan mengurangi kevalidan sebuah produk hukum. Ada kalanya memang dengan menggunakan konstruksi yang berasal dari satu atau beberapa dalil dari nash yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. Untuk mengisi masalah atau kekurang tersebut As Syatibi mengeluarkan metode alternatif yang berpola al-istiqra'i dalam menetapkan hukum islam yaitu metode yang dalam prosedurnya memanfaatkan kolektivitas dalil dalam berbagai bentuknya, mempertimbangkan qara'in ahwal dengan nash yang berkaitan langsung maupun tidak langsung. termasuk mempertimbangakan keadaan sosial dan memerankan akal dalam merespon perubahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat.